Goresan tinta
Rabu, 22 Juni 2016
Lafal, Intonasi, dan Ekspresi yang Tepat dalam Puisi
Lihat ilustrasi dibawah ini !
Puisi adalah salah satu bentuk karya sastra yang tersusun dari bahasa yang indah dan padat makna. Puisi terdiri atas beberapa baris yang disebut dengan bait. Perbedaan puisi dengan karya sastra lainnya, seperti prosa atau drama, adalah bahasa yang digunakan di dalam puisi cenderung berirama dan berbunyi indah, misalnya memiliki persamaan bunyi di setiap akhir baris. Persamaan bunyi di akhir baris tersebut disebut dengan rima.
Puisi ditulis untuk dibacakan. Pembacaan puisi disebut dengan deklamasi puisi. Saat mendeklamasikan puisi, seseorang harus memperhatikan teknik pembacaan puisi yang benar dan tepat. Di antara teknik yang harus diperhatikan itu adalah lafal, intonasi, dan ekspresi. Ketiga aspek tersebut adalah hal penting dalam pembacaan puisi karena menyangkut cara pembaca puisi menyampaikan makna puisi yang dibacanya kepada pendengar atau penonton.
1.Lafal
Lafal atau pelafalan adalah cara mengucapkan kata-kata dalam puisi. Pelafalan disebut juga artikulasi. Pelafan menyangkut seberapa jelas seseorang mengucapkan setiap kata dalam baris-baris puisi yang dibacanya. Pembaca puisi yang baik harus memperhatikan kejelasan setiap kata yang diucapkan. Jangan sampai, setiap kata yang diucapkan terdengar seperti orang yang berkumur-kumur atau terdengar secara samar-samar.
Untuk dapat melafalkan setiap kata dalam puisi dengan baik, kita harus berlatih mengucapkan setiap kata dengan benar. Hal tersebut dapat diawali dengan melafalkan semua bunyi vokal seperti a-i-u-e-o secara jelas dan bulat. Perhatikanlah cara kita melafalkan vokal tersebut di depan cermin. Kemudian, lanjutkan berlatih melafalkan semua bunyi konsonan. Setelah itu, berlatihlah mengucapkan kata-kata pendek dengan jelas, misalnya: meja, buku, kiri, foto, dan sate.
Penting untuk diketahui!
Perhatikan pelafalan bunyi konsonan yang hampir sama, seperti p dan f, j dan z, serta fdan v.
Perhatikan pelafalan bunyi akhir k yang jelas dan samar, seperti riak dan bapak.
Perhatikan perbedaan bunyi vokal e pada kata lele dan emas.
Sebagai contoh, bacalah puisi berjudul “Hujan Bulan Juni” karya Sapardi Djoko Damono berikut dengan pelafalan yang jelas dan tepat!
Hujan Bulan Juni
Tak ada yang lebih tabah
Dari hujan bulan juni
Dirahasiakannya rintik rindunya
Kepada pohon berbunga ituTak ada yang lebih bijak
Dari hujan bulan juni
Dihapuskannya jejak-jejak kakinya
Yang ragu-ragu di jalan ituTak ada yang lebih arif
Dari hujan bulan juni
Dibiarkannya yang tak terucapkan
diserap akar pohon bunga itu
(1989)
2.Intonasi
Intonasi adalah perubahan nada seperti naik-turun dan tinggi-rendahnya suara. Intonasi pembaca puisi harus disesuaikan dengan isi puisi yang dibacakan. Pembaca puisi harus dapat membedakan intonasi baris-baris tertentu berdasarkan penekanan yang ingin disampaikan. Baris puisi yang menandakan kesedihan tentu akan memiliki intonasi yang berbeda dengan baris yang menandakan semangat.
6Selain itu, intonasi juga berkaitan dengan jeda antarkata, antarbaris, dan antarparagraf. Intonasi yang baik menggantikan peran tanda baca dalam tulisan, seperti koma, titik, tanda tanya, atau tanda seru.
3.Ekspresi
Ekspresi adalah raut wajah dan gerak tubuh yang menunjukkan perasaan pembaca puisi. Ekspresi pembaca puisi harus disesuaikan dengan isi puisi yang dibacakannya. Hal tersebut membantu penonton memahami isi puisi yang dibacakan. Dengan ekspresi yang baik dan tepat, penonton juga akan ikut merasakan suasana dalam puisi yang sedang mereka saksikan.
Sama halnya dengan lafal dan intonasi, seorang pembaca puisi juga perlu berlatih mengekspresikan puisi yang dibacakannya dengan tepat. Hal paling penting yang harus dilakukan adalah membaca berulang kali dan memahami isi puisi yang akan dibacakan. Setelah itu, menghayati isi puisi tersebut dan berlatih memainkan raut muka dan gerak tubuh yang sesuai dengan isi puisi. Berlatihlah di depan cermin agar kita dapat menilai, apakah ekspresi yang ditunjukkan sudah sesuai atau tidak.
Sebagai contoh, bacalah puisi berjudul “Percakapan Malam Hujan” karya Sapardi Djoko Damono berikut dengan ekspresi yang tepat!
Percakapan Malam Hujan
Hujan, yang mengenakan mantel, sepatu panjang, dan payung, berdiri di samping tiang listrik.
Katanya kepada lampu jalan,
“Tutup matamu dan tidurlah. Biar kujaga malam.”
“Kau hujan memang suka serba kelam serba gaib serba suara desah;
asalmu dari laut, langit, dan bumi;
kembalilah, jangan menggodaku tidur.
Aku sahabat manusia. Ia suka terang.
Poin Penting
Puisi adalah salah satu bentuk karya sastra yang tersusun dari bahasa yang indah dan padat makna;
Lafal atau artikulasi adalah cara mengucapkan kata-kata dalam puisi;
Intonasi adalah perubahan nada seperti naik-turun dan tinggi-rendahnya suara;
Ekspresi adalah raut wajah dan gerak tubuh yang menunjukkan perasaan pembaca puisi.
Lihat ilustrasi dibawah ini !
Puisi adalah salah satu bentuk karya sastra yang tersusun dari bahasa yang indah dan padat makna. Puisi terdiri atas beberapa baris yang disebut dengan bait. Perbedaan puisi dengan karya sastra lainnya, seperti prosa atau drama, adalah bahasa yang digunakan di dalam puisi cenderung berirama dan berbunyi indah, misalnya memiliki persamaan bunyi di setiap akhir baris. Persamaan bunyi di akhir baris tersebut disebut dengan rima.
Puisi ditulis untuk dibacakan. Pembacaan puisi disebut dengan deklamasi puisi. Saat mendeklamasikan puisi, seseorang harus memperhatikan teknik pembacaan puisi yang benar dan tepat. Di antara teknik yang harus diperhatikan itu adalah lafal, intonasi, dan ekspresi. Ketiga aspek tersebut adalah hal penting dalam pembacaan puisi karena menyangkut cara pembaca puisi menyampaikan makna puisi yang dibacanya kepada pendengar atau penonton.
1.Lafal
Lafal atau pelafalan adalah cara mengucapkan kata-kata dalam puisi. Pelafalan disebut juga artikulasi. Pelafan menyangkut seberapa jelas seseorang mengucapkan setiap kata dalam baris-baris puisi yang dibacanya. Pembaca puisi yang baik harus memperhatikan kejelasan setiap kata yang diucapkan. Jangan sampai, setiap kata yang diucapkan terdengar seperti orang yang berkumur-kumur atau terdengar secara samar-samar.
Untuk dapat melafalkan setiap kata dalam puisi dengan baik, kita harus berlatih mengucapkan setiap kata dengan benar. Hal tersebut dapat diawali dengan melafalkan semua bunyi vokal seperti a-i-u-e-o secara jelas dan bulat. Perhatikanlah cara kita melafalkan vokal tersebut di depan cermin. Kemudian, lanjutkan berlatih melafalkan semua bunyi konsonan. Setelah itu, berlatihlah mengucapkan kata-kata pendek dengan jelas, misalnya: meja, buku, kiri, foto, dan sate.
Penting untuk diketahui!
Perhatikan pelafalan bunyi konsonan yang hampir sama, seperti p dan f, j dan z, serta fdan v.
Perhatikan pelafalan bunyi akhir k yang jelas dan samar, seperti riak dan bapak.
Perhatikan perbedaan bunyi vokal e pada kata lele dan emas.
Sebagai contoh, bacalah puisi berjudul “Hujan Bulan Juni” karya Sapardi Djoko Damono berikut dengan pelafalan yang jelas dan tepat!
Hujan Bulan Juni
Tak ada yang lebih tabah
Dari hujan bulan juni
Dirahasiakannya rintik rindunya
Kepada pohon berbunga ituTak ada yang lebih bijak
Dari hujan bulan juni
Dihapuskannya jejak-jejak kakinya
Yang ragu-ragu di jalan ituTak ada yang lebih arif
Dari hujan bulan juni
Dibiarkannya yang tak terucapkan
diserap akar pohon bunga itu
(1989)
2.Intonasi
Intonasi adalah perubahan nada seperti naik-turun dan tinggi-rendahnya suara. Intonasi pembaca puisi harus disesuaikan dengan isi puisi yang dibacakan. Pembaca puisi harus dapat membedakan intonasi baris-baris tertentu berdasarkan penekanan yang ingin disampaikan. Baris puisi yang menandakan kesedihan tentu akan memiliki intonasi yang berbeda dengan baris yang menandakan semangat.
6Selain itu, intonasi juga berkaitan dengan jeda antarkata, antarbaris, dan antarparagraf. Intonasi yang baik menggantikan peran tanda baca dalam tulisan, seperti koma, titik, tanda tanya, atau tanda seru.
3.Ekspresi
Ekspresi adalah raut wajah dan gerak tubuh yang menunjukkan perasaan pembaca puisi. Ekspresi pembaca puisi harus disesuaikan dengan isi puisi yang dibacakannya. Hal tersebut membantu penonton memahami isi puisi yang dibacakan. Dengan ekspresi yang baik dan tepat, penonton juga akan ikut merasakan suasana dalam puisi yang sedang mereka saksikan.
Sama halnya dengan lafal dan intonasi, seorang pembaca puisi juga perlu berlatih mengekspresikan puisi yang dibacakannya dengan tepat. Hal paling penting yang harus dilakukan adalah membaca berulang kali dan memahami isi puisi yang akan dibacakan. Setelah itu, menghayati isi puisi tersebut dan berlatih memainkan raut muka dan gerak tubuh yang sesuai dengan isi puisi. Berlatihlah di depan cermin agar kita dapat menilai, apakah ekspresi yang ditunjukkan sudah sesuai atau tidak.
Sebagai contoh, bacalah puisi berjudul “Percakapan Malam Hujan” karya Sapardi Djoko Damono berikut dengan ekspresi yang tepat!
Percakapan Malam Hujan
Hujan, yang mengenakan mantel, sepatu panjang, dan payung, berdiri di samping tiang listrik.
Katanya kepada lampu jalan,
“Tutup matamu dan tidurlah. Biar kujaga malam.”
“Kau hujan memang suka serba kelam serba gaib serba suara desah;
asalmu dari laut, langit, dan bumi;
kembalilah, jangan menggodaku tidur.
Aku sahabat manusia. Ia suka terang.
Poin Penting
Puisi adalah salah satu bentuk karya sastra yang tersusun dari bahasa yang indah dan padat makna;
Lafal atau artikulasi adalah cara mengucapkan kata-kata dalam puisi;
Intonasi adalah perubahan nada seperti naik-turun dan tinggi-rendahnya suara;
Ekspresi adalah raut wajah dan gerak tubuh yang menunjukkan perasaan pembaca puisi.
Senin, 20 Juni 2016
PIDATO
A. Pengertian
Pidato adalah sebuah kegiatan berbicara di depan umum dengan menggunakan susunan kata yang baik, bertujuan untuk menyampaikan perasaan/ isi hati/ pendapat/ gagasan/ pengalaman/ pengetahuan/ materi/ suatu perihal kepada orang banyak serta dilakukan berdasarkan kaidah kebahasaan yang baik dan benar.
B. Tujuan Pidato
Pidato umumnya melakukan satu atau beberapa hal berikut ini :
1. Mempengaruhi orang lain agar mau mengikuti kemauan kita dengan suka rela.
2. Memberi suatu pemahaman atau informasi pada orang lain.
3. Membuat orang lain senang dengan pidato yang menghibur sehingga orang lain senang dan puas dengan ucapan yang kita sampaikan.
C. Jenis-Jenis / Macam-Macam / Sifat-Sifat Pidato
Berdasarkan pada sifat dari isi pidato, pidato dapat dibedakan menjadi :
1. Pidato Pembukaan, adalah pidato singkat yang dibawakan oleh pembaca acara atau mc.
2. Pidato pengarahan adalah pdato untuk mengarahkan pada suatu pertemuan.
3. Pidato Sambutan, yaitu merupakan pidato yang disampaikan pada suatu acara kegiatan atau peristiwa tertentu yang dapat dilakukan oleh beberapa orang dengan waktu yang terbatas secara bergantian.
4. Pidato Peresmian, adalah pidato yang dilakukan oleh orang yang berpengaruh untuk meresmikan sesuatu.
5. Pidato Laporan, yakni pidato yang isinya adalah melaporkan suatu tugas atau kegiatan.
6. Pidato Pertanggungjawaban, adalah pidato yang berisi suatu laporan pertanggungjawaban.
D. Praktek pidato
1. Biasanya dipraktikkan oleh pemimpin organisasi kepada anak buah organisasinya
2. Dipraktikkan oleh pemimpin atau pejabat negara guna mempermudah adanya komunikasi sehingga terciptanya keadaan yang demokratis
3. Dipraktikkan untuk menenangkan massa / khalayak ramai
4. Biasanya seorang pemimpin atau orang yang berpengaruh diwajibkan untuk menguasai teori pidato
E. Metode Berpidato
Ada 4 (empat) buah metode dalam berpidato yang sering digunakan, yaitu : Impromptu/ spontan, Ekstemporan /Kerangkah, Naskah/ Teks dan Menghafal. Metode-metode tersebut dapat dipilih sesuai kondisi dan tujuan yang digunakan.
Dalam praktiknya, kita dapat melakukan penggabungan metode-metode di atas sesuai dengan kebutuhan. Perlunya penggabungan metode dikarenakan setiap metode pidato memiliki kekurangan dan kelebihan, sehingga apabila kita melakukan suatu kaloborasi antar metode akan di dapatkan hasil yang lebih baik. Berikut ini pembahasan lebih rinci mengenai metode-metode dalam berpidato :
1. Impromptu (spontan)
Metode pidato impromptu adalah membawakan pidato tanpa persiapan yang hanya mengandalakan pengalaman dan wawasan. Dalam metode ini, pembicara menggunakan cara spontanitas (improvisasi). Biasanya, metode ini digunakan untuk pidato yang sifatnya mendadak dan disajikan menurut kebutuhan saat itu.
Kelebihan metode impromptu adalah bahasa yang digunakan singkat, sehingga tidak membosankan dan pembicara bebas dalam memilih topik bahasan tetapi tepat sesuai acara. Sedangkan kelemahan metode impromptu adalah terkadang meteri yang disampaikan tidak secara urut / sistematis dan kemungkinan ada hal-hal yang terlupa karena sifatnya mendadak tanpa persiapan.
2. Ekstemporan (penjabaran kerangka)
Metode pidato ekstemporan merupakan teknik berpidato dengan menjabarkan materi yang terpola. Maksud terpola yaitu materi yang akan disampaikan harus dipersiapkan garis besarnya dengan menuliskan hal-hal yang di anggap penting.
Kelebihan metode ekstemporan yaitu materi yang di sampaikan dapat di ungkapkan secara terurut dan sistematis. Sedangkan kelemahan metode ekstemporan adalah terlihat seakan-akan kurang siap karena perlu menunduk untuk melihat catatan.
3. Naskah
Metode pidato naskah adalah berpidato dengan menggunakan naskah yang telah dibuat sebelumnya. Metode ini biasanya digunakan dalam pidato resmi dimana pembicara selalu membaca naskah yang telah dipersiapkan sebelumnya. Cara demikian dilakukan agar tidak terjadi kekeliruan, karena setiap kata yang diucapkan dalam situasi resmi akan di sebarluaskan dan dijadikan figur masyarakat serta dikutip oleh media massa.
Kelebihan metode naskah yaitu pidato terencana dengan baik, lengkap dan sistematis. Sedangkan kelemahan metode naskah adalah membosankan, interaksi dengan pendengar kurang dan terlihat kaku karena mata pembicara selalu melihat naskah.
4. Menghafal (tanpa teks)
Metode pidato menghafal yaitu menghafal suatu rencana pidato yang telah dibuat sebelumnya.
Kelebihan metode menghafal adalah melatih daya ingat dan tersusun sistematis. Sedangkan kelemahan metode menghafal adalah bila terjadi lupa akan mempengaruhi isi pidato dan mungkin akan menggangu konsentrasi pendengar.
F. Pesiapan Berpidato
Sebelum memberikan pidato di depan umum, ada baiknya untuk melakukan persiapan berikut ini :
1. Wawasan pendengar pidato secara umum
2. Mengetahui lama waktu atau durasi pidato yang akan dibawakan
3. Menyusun kata-kata yang mudah dipahami dan dimengerti.
4. Mengetahui jenis pidato dan tema acara.
5. Menyiapkan bahan-bahan dan perlengkapan pidato, dsb.
G. Kerangkan Susunan Pidato
Skema susunan suatu pidato yang baik :
1. Pembukaan dengan salam pembuka dan kalimat pembuka
2. Pendahuluan yang sedikit menggambarkan isi
3. Isi atau materi pidato secara sistematis : maksud, tujuan, sasaran, rencana, langkah, dll.
4. Penutup (kesimpulan, harapan, pesan, salam penutup, dll)
H. Prinsip-prinsip Berpidato
Berikut ini beberapa prinsip yang perlu diperhatikan agar pidato menarik dan sukses.
1. Menguasai materi pidato, apa pun metode yang digunakan.
2. Menggunakan bahasa yang efektif dan komunikatif.
3. Menggunakan bahasa Indonesia baku, terlebih pidato pada forum resmi.
4. Menghindari pembicaraan bermuatan SARA.
5. Tidak merendahkan martabat dan harga diri pendengar dan tidak terlalu menggurui.
6. Percaya diri tetapi tidak memberi kesan sombong atau angkuh.
7. Selalu ingat pada waktu dan pintar membaca situasi.
RUJUKAN :
id.wikipedia.org
crayonpedia.org
organisasi.org
pidato.wordpress.com
Bahasa Indonesia, ESIS
A. Pengertian
Pidato adalah sebuah kegiatan berbicara di depan umum dengan menggunakan susunan kata yang baik, bertujuan untuk menyampaikan perasaan/ isi hati/ pendapat/ gagasan/ pengalaman/ pengetahuan/ materi/ suatu perihal kepada orang banyak serta dilakukan berdasarkan kaidah kebahasaan yang baik dan benar.
B. Tujuan Pidato
Pidato umumnya melakukan satu atau beberapa hal berikut ini :
1. Mempengaruhi orang lain agar mau mengikuti kemauan kita dengan suka rela.
2. Memberi suatu pemahaman atau informasi pada orang lain.
3. Membuat orang lain senang dengan pidato yang menghibur sehingga orang lain senang dan puas dengan ucapan yang kita sampaikan.
C. Jenis-Jenis / Macam-Macam / Sifat-Sifat Pidato
Berdasarkan pada sifat dari isi pidato, pidato dapat dibedakan menjadi :
1. Pidato Pembukaan, adalah pidato singkat yang dibawakan oleh pembaca acara atau mc.
2. Pidato pengarahan adalah pdato untuk mengarahkan pada suatu pertemuan.
3. Pidato Sambutan, yaitu merupakan pidato yang disampaikan pada suatu acara kegiatan atau peristiwa tertentu yang dapat dilakukan oleh beberapa orang dengan waktu yang terbatas secara bergantian.
4. Pidato Peresmian, adalah pidato yang dilakukan oleh orang yang berpengaruh untuk meresmikan sesuatu.
5. Pidato Laporan, yakni pidato yang isinya adalah melaporkan suatu tugas atau kegiatan.
6. Pidato Pertanggungjawaban, adalah pidato yang berisi suatu laporan pertanggungjawaban.
D. Praktek pidato
1. Biasanya dipraktikkan oleh pemimpin organisasi kepada anak buah organisasinya
2. Dipraktikkan oleh pemimpin atau pejabat negara guna mempermudah adanya komunikasi sehingga terciptanya keadaan yang demokratis
3. Dipraktikkan untuk menenangkan massa / khalayak ramai
4. Biasanya seorang pemimpin atau orang yang berpengaruh diwajibkan untuk menguasai teori pidato
E. Metode Berpidato
Ada 4 (empat) buah metode dalam berpidato yang sering digunakan, yaitu : Impromptu/ spontan, Ekstemporan /Kerangkah, Naskah/ Teks dan Menghafal. Metode-metode tersebut dapat dipilih sesuai kondisi dan tujuan yang digunakan.
Dalam praktiknya, kita dapat melakukan penggabungan metode-metode di atas sesuai dengan kebutuhan. Perlunya penggabungan metode dikarenakan setiap metode pidato memiliki kekurangan dan kelebihan, sehingga apabila kita melakukan suatu kaloborasi antar metode akan di dapatkan hasil yang lebih baik. Berikut ini pembahasan lebih rinci mengenai metode-metode dalam berpidato :
1. Impromptu (spontan)
Metode pidato impromptu adalah membawakan pidato tanpa persiapan yang hanya mengandalakan pengalaman dan wawasan. Dalam metode ini, pembicara menggunakan cara spontanitas (improvisasi). Biasanya, metode ini digunakan untuk pidato yang sifatnya mendadak dan disajikan menurut kebutuhan saat itu.
Kelebihan metode impromptu adalah bahasa yang digunakan singkat, sehingga tidak membosankan dan pembicara bebas dalam memilih topik bahasan tetapi tepat sesuai acara. Sedangkan kelemahan metode impromptu adalah terkadang meteri yang disampaikan tidak secara urut / sistematis dan kemungkinan ada hal-hal yang terlupa karena sifatnya mendadak tanpa persiapan.
2. Ekstemporan (penjabaran kerangka)
Metode pidato ekstemporan merupakan teknik berpidato dengan menjabarkan materi yang terpola. Maksud terpola yaitu materi yang akan disampaikan harus dipersiapkan garis besarnya dengan menuliskan hal-hal yang di anggap penting.
Kelebihan metode ekstemporan yaitu materi yang di sampaikan dapat di ungkapkan secara terurut dan sistematis. Sedangkan kelemahan metode ekstemporan adalah terlihat seakan-akan kurang siap karena perlu menunduk untuk melihat catatan.
3. Naskah
Metode pidato naskah adalah berpidato dengan menggunakan naskah yang telah dibuat sebelumnya. Metode ini biasanya digunakan dalam pidato resmi dimana pembicara selalu membaca naskah yang telah dipersiapkan sebelumnya. Cara demikian dilakukan agar tidak terjadi kekeliruan, karena setiap kata yang diucapkan dalam situasi resmi akan di sebarluaskan dan dijadikan figur masyarakat serta dikutip oleh media massa.
Kelebihan metode naskah yaitu pidato terencana dengan baik, lengkap dan sistematis. Sedangkan kelemahan metode naskah adalah membosankan, interaksi dengan pendengar kurang dan terlihat kaku karena mata pembicara selalu melihat naskah.
4. Menghafal (tanpa teks)
Metode pidato menghafal yaitu menghafal suatu rencana pidato yang telah dibuat sebelumnya.
Kelebihan metode menghafal adalah melatih daya ingat dan tersusun sistematis. Sedangkan kelemahan metode menghafal adalah bila terjadi lupa akan mempengaruhi isi pidato dan mungkin akan menggangu konsentrasi pendengar.
F. Pesiapan Berpidato
Sebelum memberikan pidato di depan umum, ada baiknya untuk melakukan persiapan berikut ini :
1. Wawasan pendengar pidato secara umum
2. Mengetahui lama waktu atau durasi pidato yang akan dibawakan
3. Menyusun kata-kata yang mudah dipahami dan dimengerti.
4. Mengetahui jenis pidato dan tema acara.
5. Menyiapkan bahan-bahan dan perlengkapan pidato, dsb.
G. Kerangkan Susunan Pidato
Skema susunan suatu pidato yang baik :
1. Pembukaan dengan salam pembuka dan kalimat pembuka
2. Pendahuluan yang sedikit menggambarkan isi
3. Isi atau materi pidato secara sistematis : maksud, tujuan, sasaran, rencana, langkah, dll.
4. Penutup (kesimpulan, harapan, pesan, salam penutup, dll)
H. Prinsip-prinsip Berpidato
Berikut ini beberapa prinsip yang perlu diperhatikan agar pidato menarik dan sukses.
1. Menguasai materi pidato, apa pun metode yang digunakan.
2. Menggunakan bahasa yang efektif dan komunikatif.
3. Menggunakan bahasa Indonesia baku, terlebih pidato pada forum resmi.
4. Menghindari pembicaraan bermuatan SARA.
5. Tidak merendahkan martabat dan harga diri pendengar dan tidak terlalu menggurui.
6. Percaya diri tetapi tidak memberi kesan sombong atau angkuh.
7. Selalu ingat pada waktu dan pintar membaca situasi.
RUJUKAN :
id.wikipedia.org
crayonpedia.org
organisasi.org
pidato.wordpress.com
Bahasa Indonesia, ESIS
Senin, 13 Juni 2016
Pelebaran Jalan Warungpring
PEMALANG, Jalan adalah sarana dan prasarana paling vital, karaena jalan termasuk salah satu penunjang untuk meningkatkan perekonomian masyarakat, karena jalan sebagai akses penghubung antar desa,daerah dan provinsi. Dalam hal itu upaya Pemerintah Daerah Kabupaten Pemalang dengan bertambahnya volume kendaraan yang selalau bertambah setiap tahunya.
Kabupaten Pemalang tahun 2016 ini pembangunan pelebran jalan, Menurut kepala bidang pembeliharaan jalan dan jembatan (Agus Sudarmanto) dinas PU dan Bina Marga dan Pengairan Kabupaten Pemalang, rencana pelebaran jalan di berbagai wilayah kecamatan di Kabupaten Pemalang salah satunya di Kecamatan Warungpring.
Di jalan utama penghubung Kecamatan Warungpring dengan Kecamatan Randudongkal pelebaran jalan yang menggunakan cor beton ini jalan yang semula lebar jgalan hanya 4m akan dilebarkan dilebarkan menjadi 7m (kanan 1,5m dan kiri 1,3m) sebagai sarana dan prasarana untuk fasilitas umum yang belum terpenuhi dan banyaknya pengajuan masyarakat.
Pelebaran jalan di Kecamatan Warungpring ini jum’at 15 April 2016 baru pengerukan tanah yang mau dilebarkan dan baru sampai di desa cibuyur di kilometer 1 pelebaran jalan ini diperkirakan akan selesei sebelum lebaran hari raya IdulFitri guna melancarkan jalan saat mudik tiba karena jalan Warungpring-Randudongkal sebagai jalan alternative dari Tegal menuju Purwokwerto.
Dengan dibangunya jalan ini diharapkan masyarakat juga ikut berperan serta memelihara dan menjaga jalan agar tidak cepat rusak’ imbuh bapak Agus.
PEMALANG, Jalan adalah sarana dan prasarana paling vital, karaena jalan termasuk salah satu penunjang untuk meningkatkan perekonomian masyarakat, karena jalan sebagai akses penghubung antar desa,daerah dan provinsi. Dalam hal itu upaya Pemerintah Daerah Kabupaten Pemalang dengan bertambahnya volume kendaraan yang selalau bertambah setiap tahunya.
Kabupaten Pemalang tahun 2016 ini pembangunan pelebran jalan, Menurut kepala bidang pembeliharaan jalan dan jembatan (Agus Sudarmanto) dinas PU dan Bina Marga dan Pengairan Kabupaten Pemalang, rencana pelebaran jalan di berbagai wilayah kecamatan di Kabupaten Pemalang salah satunya di Kecamatan Warungpring.
Di jalan utama penghubung Kecamatan Warungpring dengan Kecamatan Randudongkal pelebaran jalan yang menggunakan cor beton ini jalan yang semula lebar jgalan hanya 4m akan dilebarkan dilebarkan menjadi 7m (kanan 1,5m dan kiri 1,3m) sebagai sarana dan prasarana untuk fasilitas umum yang belum terpenuhi dan banyaknya pengajuan masyarakat.
Pelebaran jalan di Kecamatan Warungpring ini jum’at 15 April 2016 baru pengerukan tanah yang mau dilebarkan dan baru sampai di desa cibuyur di kilometer 1 pelebaran jalan ini diperkirakan akan selesei sebelum lebaran hari raya IdulFitri guna melancarkan jalan saat mudik tiba karena jalan Warungpring-Randudongkal sebagai jalan alternative dari Tegal menuju Purwokwerto.
Dengan dibangunya jalan ini diharapkan masyarakat juga ikut berperan serta memelihara dan menjaga jalan agar tidak cepat rusak’ imbuh bapak Agus.
Senin, 30 Mei 2016
Manfaat audio visual sebagai media peningkatan keterampilan media pembelajaran siswa smk
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Drama adalah bentuk karya sastra yang bertujuan menggambarkan kehidupan dengan menyampaikan pertikaian dan emosi melalui lakuan atau dialog. Menyimak adalah adalah suatu proses kegiatan menyimak lambang-lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interpretasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi atau pesan serta memahami makna komunikasi yang telah disampaikan oleh sang pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan. Dalam pembelajaran menyimak karya sastra, guru dituntut untuk menggunakan sebuah media karena agar tujuan yang diharapkan dapat tercapai. Media merupakan salah satu sumber belajar yang dapat menyampaikan pesan-pesan pendidikan kepada para siswa. Salah satu media adalah media audio-visual (VCD). Media audiovisual adalah media instruksional modern yang sesuai dengan perkembangan zaman yang meliputi media yang dapat dilihat, didengar, dan yang dapat dilihat serta didengar. Media audio-visual dalam wujud VCD merupakan suatu media yang dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian anak sehingga pembelajaran berlangsung efektif dan efisien. Pembelajaran menyimak drama dengan menggunakan media audio-visual (VCD) pada siswa SMK merupakan salah satu cara yang dapat meningkatkan keterampilan menyimak karya sastra berbentuk drama. Karena pada saat ini dalam pembelajaran menyimak drama guru hanya meminta siswa untuk menyimak drama dari media yang berbentuk audio, sehingga terkesan membosankan.
Rumusan Masalah
Apa kesulitan pembelajaran menyimak drama pada siswa SMK?
Media apa yang tepat untuk mengatasi kesulitan pembelajaran menyimak drama pada siswa SMK?
Manfaat Penelitian
Bagi siswa, penelitian ini dapat meningkatkan minat siswa terhadap pembelajaran menyimak khususnya drama, sehingga siswa mengalami peningkatan yang signifikan dalam berkomunikasi pada pembelajaran bahasa Indonesia khususnya dalam keterampilan menyimak.
Bagi guru, penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan tentang cara pembelajaran berbicara dalam kompetensi bercerita.
BAB III
PEMBAHASAN
MENYIMAK
Menyimak adalah suatu proses kegiatan menyimak lambang-lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interpretasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi atau pesan serta memahami makna komunikasi yang telah disampaikan oleh sang pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan (HG.Tarigan : 28).
Penyimak yang baik adalah penyimak yang berencana. Salah satu butir dari perencanaan itu ada alasan tertentu mengapa yang bersangkutan menyimak. Alasan inilah yang kita sebut sebagai tujuan menyimak. Menyimak pada hakikatnya adalah mendengarkan dan memahami isi bahan simakan. Karena itu dapat disimpulkan bahwa tujuan utama menyimak adalah menangkap, memahami, atau menghayati pesan, ide, gagasan yang tersirat dalam bahan
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Drama adalah bentuk karya sastra yang bertujuan menggambarkan kehidupan dengan menyampaikan pertikaian dan emosi melalui lakuan atau dialog. Menyimak adalah adalah suatu proses kegiatan menyimak lambang-lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interpretasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi atau pesan serta memahami makna komunikasi yang telah disampaikan oleh sang pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan. Dalam pembelajaran menyimak karya sastra, guru dituntut untuk menggunakan sebuah media karena agar tujuan yang diharapkan dapat tercapai. Media merupakan salah satu sumber belajar yang dapat menyampaikan pesan-pesan pendidikan kepada para siswa. Salah satu media adalah media audio-visual (VCD). Media audiovisual adalah media instruksional modern yang sesuai dengan perkembangan zaman yang meliputi media yang dapat dilihat, didengar, dan yang dapat dilihat serta didengar. Media audio-visual dalam wujud VCD merupakan suatu media yang dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian anak sehingga pembelajaran berlangsung efektif dan efisien. Pembelajaran menyimak drama dengan menggunakan media audio-visual (VCD) pada siswa SMK merupakan salah satu cara yang dapat meningkatkan keterampilan menyimak karya sastra berbentuk drama. Karena pada saat ini dalam pembelajaran menyimak drama guru hanya meminta siswa untuk menyimak drama dari media yang berbentuk audio, sehingga terkesan membosankan.
Rumusan Masalah
Apa kesulitan pembelajaran menyimak drama pada siswa SMK?
Media apa yang tepat untuk mengatasi kesulitan pembelajaran menyimak drama pada siswa SMK?
Manfaat Penelitian
Bagi siswa, penelitian ini dapat meningkatkan minat siswa terhadap pembelajaran menyimak khususnya drama, sehingga siswa mengalami peningkatan yang signifikan dalam berkomunikasi pada pembelajaran bahasa Indonesia khususnya dalam keterampilan menyimak.
Bagi guru, penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan tentang cara pembelajaran berbicara dalam kompetensi bercerita.
BAB III
PEMBAHASAN
MENYIMAK
Menyimak adalah suatu proses kegiatan menyimak lambang-lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interpretasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi atau pesan serta memahami makna komunikasi yang telah disampaikan oleh sang pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan (HG.Tarigan : 28).
Penyimak yang baik adalah penyimak yang berencana. Salah satu butir dari perencanaan itu ada alasan tertentu mengapa yang bersangkutan menyimak. Alasan inilah yang kita sebut sebagai tujuan menyimak. Menyimak pada hakikatnya adalah mendengarkan dan memahami isi bahan simakan. Karena itu dapat disimpulkan bahwa tujuan utama menyimak adalah menangkap, memahami, atau menghayati pesan, ide, gagasan yang tersirat dalam bahan
Jumat, 27 Mei 2016
Penantianku
Penantianku
Terdiam,hanya terdiam selalu terdiam, hingga kamu datang
Menyapaku
Mengenalku
Memasuki hatiku
Menyempurnakan bahagiaku
Meyakinkanku
Kamu harapanku
Semoga tak hanya sekedar penyejuk disaat ku layu
Langganan:
Postingan (Atom)